Blog Pendidikan Bahasa Arab

Showing posts with label Psikologi Peserta Didik. Show all posts
Showing posts with label Psikologi Peserta Didik. Show all posts

Karakteristik Perkembangan Fisik dan Psikomotorik Masa Remaja





BAB I 
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG
Manusia sepanjang hidupnya selalu mengalami perkembangan mulai dari lahir sampai tua. Salah satu tahap perkembangan yang dialami adalah masa remaja. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Berbagai perkembangan yang dialami pada masa remaja diantaranya, perkembangan fisik, perkembangan kognitif serta perkembangan social emosional. Semua perkembangan ini memiliki pengaruh pada diri mereka sendiri. Sebagai contoh, perubahan fisik pada masa ini akan mempengaruhi kondisi mental mereka. Peristiwa-peristiwa yang terjadi pada tahap ini sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian seseorang pada masa remaja. 
Pada tahap perkembangan ini, anak sudah mulai mampu untuk mencari pemecahan atau solusi atas masalah yang mereka hadapi. Mereka tidak lagi harus selalu bergantung pada orang tua mereka lagi. Mereka akan mencoba semua kemungkinan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah mereka. Mereka sudah mampu memahami berbagai macam aspek pada suatu persoalan yang dapat diselesaikan sekaligus, tidak lagi satu per-satu. Remaja dapat memasuki dunianya dengan berbagai kemungkinan dan kebebasan untuk berpikir sendiri. Pada tahap perkembangan ini, anak akan berusaha untuk menemukan jati diri mereka sendiri. Mereka sudah bisa menentukan suatu keputusan yang tepat dan sesuai dengan hati nurani mereka. Mereka biasanya sudah bisa membedakan mana hal baik yang harus dilakukan dan mana hal buruk yang harus dijauhi. Mereka akan sulit terbawa arus mengikuti apa yang dianggap baik atau buruk oleh masyarakat, tetapi bisa menentukan sendiri mana hal baik dan mana hal buruk, dengan syarat mereka sudah menemukan jati dirinya sendiri. 
Mereka akan memiliki sebuah prinsip hidup sendiri untuk melakukan interaksi social dengan masyarakat. Hal ini merupakan hal yang sangat penting, karena mereka merupakan generasi penerus dimasa mendatang. Untuk mengkaji lebih lanjut tentang pemahaman materi ini, maka disusunlah makalah yang berjudul “Karakteristik Perkembangan Fisik dan Psikomotorik Masa Remaja serta Implikasinya dalam Pendidikan”. 

1.2. Rumusan Masalah 
a. Bagaimana  karakteristik perkembangan fisik dan psikomotorik masa remaja? 
b. Bagaimana  implikasi karakteristik  perkembangan  fisik dan psikomotorik masa remaja terhadap pendidikan ? 


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Karakteristik  Perkembangan  Fisik  dan  Psikmotorik  Masa  Remaja.
a. Masa Remaja 
Pada masa remaja umumnya seorang remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sehingga sering kali ingin mencoba-coba, mengkhayal, dan merasa gelisah, serta berani melakukan pertentangan jika dirinya merasa disepelekan atau tidak dianggap. Untuk itu, mereka sangat memerlukan keteladanan, konsistensi, serta komunikasi yang tulus dan empati dari orang dewasa. Sering kali remaja melakukan perbuatan-perbuatan menurut normanya sendiri karena terlalu banyak menyaksikan ketidak konsistenan masyarakakat yang dilakukan oleh orang dewasa atau orang tua, antara apa-apa yang sering dikatakan dalam berbagai forum dengan kenyataan nyata di lapangan. 
Diketahui bahwa masa remaja melingkupi periode atau masa bertumbuhnya seseorang dalam masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa sebagai berikut : 
1. Pubertas atau preadolescence: Sepuluh atau dua belas tahun sampai tiga belas atau empat belas tahun. 
2. Masa remaja awal: Tiga belas atau empat belas tahun sampai tujuh belas tahun. 
3. Masa remaja akhir: Tujuh belas tahun sampai dua puluh satu tahun. 
b. Perkembangan Fisik dan Psikomotorik Masa Remaja 
Masa remaja sedang berada dalam fase perkembagan yang amat pesat. Fisiknya sudah semakin kuat dan semakin menarik. Dalam masa remaja berbagai persoalan yang timbul disebabkan oleh dua hal, pertama disebabkan karena adanya perubahan bentuk fisik dan kedua karena pada masa ini adalah masa pencaharian identitas diri. 
Perkembangan fisik yang terjadi pada masa remaja meliputi tiga hal yaitu : 
1) Percepatan pertumbuhan 

Percepatan pertumbuhan badan juga terjadi dalam penambahan berat badan, yakni sekitar 13 kg bagi anak laki - laki dan 10 kg bagi anak perempuan (Malina, 1991) . meskipun berat badan juga mengalami peningkatan selama masa remaja , namun ia lebih mudah dipengaruhi, seperti melalui diet, latihan dan gaya hidup umumnya. Oleh karena itu, perubahan berat lebih sedikit dapat diramalkan dibadingkan dengan tinggi. 
2) Proses pematangan seksual 
Biasanya ditandai dengan pubertas Pubertas ialah suatu periode dimana kematangan kerangka dan seksual terjadi dengan pesat terutama pada awal masa remaja. Pubertas ialah suatu periode kedewasaan kerangka tubuh dari seksual yang cepat,terutama terjadi pada awal masa remaja. Hormone testosteron memainkan peran penting dalam perkembangan pubertas laki-laki, estradiol pada perkembangan pubertas perempuan. Pertumbuhan yanng cepat pada anak laki-laki terjadi kira-kira 2 tahun lebih telat dari pada pada anak-anak perempuan, yakni 12,5 tahun usia awal rata-rata pada anak laki-laki, 10,5 tahun usia awal rata-rata pada anak-anak perempuan. Kematangan individual pada masa pubertas bersifat menyeluruh. 
3) Keanekaragaman perubahan proporsi tubuh 
Perubahan proposi tubuh yang tidak seimbang ini menyedadkan remaja merasa kaku dan cangung,serta khawatir bahwa badannya tidak akan pernah serasi dengan tangan dan kakinya Perubahan-perubahan dalam proposi tubuh selama masa remaja, juga terlihat pada perubahan ciri- ciri wajah , dimana wajah anak - anak mulai menghilang, seperti dahi yang semula sempit sekarang menjadi lebih luas, mulut melebar, dan bibir menjadi lebih penuh. 
Dalam perkembangan fisik di masa remaja erat kaitannya dengan permasalahan penampilan fisik. Penampilan fisik merupakan suatu hal yang sangat penting dalam pergaulan. Dalam hubungan sosialisasi, penampilan fisik termasuk salah satu faktor yang penting. Karena orang akan menilai orang lain dari hal-hal yang tampak mata serta menarik untuk dilihat seperti penampilan fisik yang menarik yang mampu memberikan kesan yang baik. Hal-hal yang baik sering diartikan sama dengan sifat-sifat yang baik pula. Contohnya seseorang menarik akan lebih sering dianggap memiliki sifat-sifat yang menyenangkan, baik dan sebagainya. 
Dukungan sosial, popularitas, pemilihan teman, hidup dan karir yang dipengaruhi oleh penampilan prima atau daya tarik seseorang. Dalam interaksi sosial, penampilan fisik yang menarik merupakan potensi yang menguntungkan dan dapat dimanfaatkan untuk memperoleh berbagai hasil yang menyenangkan bagi pemiliknya. Salah satu keuntungan yang sering diperoleh ialah bahwa ia mudah berteman. Orang-orang yang menarik lebih mudah diterima dalam pergaulan dan dinilai positif oleh orang lain dibandingkan teman-teman lainnya yang kurang menarik. 
Perkembangan psikomotorik adalah perkembangan keterampilan yang terjadi pada anak diakibatkan oleh aktivitas fisik dalam mengembangkan bakatnya. Perkembangan psikomotorik pada remaja ditandai dengan berkembangnya rasa ingin tahu, terutama yang berkaitan dengan seks, ilmu pengetahuan, nilai-nilai moral dan keyakinan beragama. 
Sebagai persiapan ke arah kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan–kecakapan yang dimilikinya. Dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri, ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan identitas diri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan, sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok sebayanya. 
c.  Karakteristik Perkembangan Fisik dan Psikomotorik Remaja 
Dilihat dari tahapan perkembangan yang disetujui oleh banyak ahli, anak usia remaja berada pada tahap perkembangan pubertas di usia 10-14 tahun. Terdapat sejumlah karakteristik yang menonjol terutama secara fisik dan psikomotorik. Perbedaan individual dalam fisik tidak hanya terbatas pada aspek-aspek yang teramati oleh pancaindra, seperti: bentuk atau tinggi badan, warna kulit, warna mata atau rambut, jenis kelamin, nada suara atau bau keringat, melainkan juga mencakup aspek-aspek fisik yang tidak dapat diamati melalui pancaindra, tetapi hanya dapat diketahui setelah diadakan pengukuran, seperti usia, kekuatan badan atau kecepatan lari, golongan darah, pendengaran, penglihatan, dan sebagainya. Aspek fisik lain dapat dilihat dari kecakapan motorik, yaitu kemampuan melakukan koordinasi kerja sistem saraf motorik yang menimbulkan reaksi dalam bentuk gerakan-gerakan atau kegiatan secara tepat, sesuai antara rangsangan dan responsnya. Dalam hal ini, akan ditemui ada anak yang cekatan dan terampil, tetapi ada pula anak yang lamban dalam mereaksikan sesuatu. 
Perkembangan psikomotorik adalah perkembangan keterampilan yang terjadi pada anak diakibatkan oleh aktivitas fisik dalam mengembangkan bakatnya. Sedangkan perkembangan motorik dalah pengendalian proses fungsi organ tubuh yang menyebabkan terjadinya gerakan. Perkembangan psikomotorik terbagi 2, yaitu: 
1. Motorik Kasar 
Kemampuan yang membutuhkan koordinasi sebagian besar tubuh anak. Karakteristiknya, seperti berjalan, meloncat, berlari, mengangkat, mendorong, menarik, menerima dan menangkap bola. 
2. Motorik Halus 
Kemampuan yang membutuhkan koordinasi otot-otot kecil seperti jari jemari dan tangan. Karakteristiknya, seperti menjahit, mengetik dan menulis. 
Umumnya anak normal, pertumbuhan dan perkembangan motorik halus, motorik kasar dan sosialisasinya tidak banyak mengalami kendala. Untuk memperhalus keterampilan motoric mereka, anak-anak terus melakukan berbagai aktivitas fisik. Dalam bentuk permainan yang bersifat informal, permainan yang diatur sendiri oleh anak remaja, seperti umpet-umpetan dan bernyanyi, dimana seorang anak menggunakan kemampuan motoriknya. Di samping itu, anak-anak juga melibatkan dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti berenang, senam dan bermain bola kaki. 
Partisipasi di berbagai cabang olah raga, dapat memberi konsekuensi positif dan negative bagi anak-anak. Di satu sisi, partisipasi anak-anak memberi latihan dan kesempatan untuk belajar bersaing, meningkatkan harga diri dan memperluas pergaulan. Di sisi lain, olah raga juga menimbulkan dampak negative bagi anak-anak. Mereka mengalami banyak tekanan untuk berprestasi, dan menang, cedera fisik, harus bolos dari tugas akademis, berusaha mencapai harpan-harapan yang tidak realitis untuk menjadi atlit yang sukses. 
Menurut Hurlock (2003) , perubahan perkembangan fisik pada masa remaja terbagi menjadi 2, yaitu internal dan eksternal. Karakteristik dari perubahan perkembangan fisik remaja, diantaranya : 
1. Perubahan internal 
Perubahan yang terjadi dalam organ dalam tubuh remaja dan tidak tampak dari luar. Perubahan ini nantinya sangat mempengaruhi kepribadian remaja. Perubahan tersebut adalah : 
 Sistem Pencernaan 
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah panjang dan bertambah besar, otot-otot di perut dan dinding-dinding usus menjadi lebih tebal dan kuat, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang. 
 Sistem Peredaran Darah 
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia tujuh belas atau delapan belas, beratnya dua belas kali lebih berat pada waktu lahir. panjang dan tebal dinding pembuluh darah meningkat dan mencapai tingkat kematangan bilamana jantung sudah stabil.. 
 Sistem Pernafasan 
Kapasitas paru-paru anak perempuan hampir matang pada usia tujuh belas tahun; anak laki-laki mencapat tingkat kematangan baru beberapa tahun kemudian, satu atau dua tahun setelah usia anak perempuan. 
 Sistem Endoktrin 
Kegiatan kelenjar kelamin yang meningkat pada masa remaja menyebabkan ketidakseimbangan sementara dari seluruh sistem kelamin pada masa awal remaja. Kelenjar-kelenjar seks berkembang pesat dan berfungsi, meskipun belum mencapai ukuran yang matang sampai akhir masa remaja atau awal masa dewasa. 
 Jaringan Tubuh 
Perkembangan kerangka berhenti rata-rata pada usia delapan belas tahun. Jaringan selain tulang, khususnya bagi perkembangan otot, terus berkembang sampaitulang mencapai ukuran yang matang. 
2. Perubahan eksternal 
Perubahan dalam tubuh seorang remaja yang,mengalami datangnya masa remaja ini terjadi sangat pesat. Perubahan yang terjadi, dapat dilihat pada fisik luar anak. Perubahan tersebut ialah: 
 Tinggi Badan 
Rata-rata anak perempuan mencapai tinggi matang pada usia antara tujuh belas dan delapan belas tahun, rata-rata anak taki-laki kira-kira setahun setelahnya. Perubahan tinggi badan remaja dipengaruhi asupan makanan yang diberikan, pada anak yang diberikan imunisasi pada masa bayi cenderung lebih tinggi dari pada anak yang tidak mendapatkan imunisasi. Anak yang tidak diberikan imunisasi lebih banyak menderita sakit sehingga pertumbuhannya terhambat. 
 Berat Badan 
Perubahan berat badan mengikuti jadwal yang sama dengan perubahan tinggi badan, perubahan berat badan terjadi akibat penyebaran lemak pada bagian-bagian tubuh yang hanya mengandung sedikit lemak atau bahkan tidak mengandung lemak. Ketidakseimbangan perubahan tinggi badan dengan berat badan menimbulkan ketidakidealan badan anak, jika perubahan tinggi badan lebih cepat dari berat badan, maka bentuk tubuh anak menjadi jangkung (tinggi kurus), sedangkan jika perubahan berat badan lebih cepat dari perubahan tinggi badan, maka bentuk tubuh anak menjadigemuk gilik/gembrot (gemuk pendek). 
 Proporsi Tubuh 
Berbagai anggota tubuh lambat laun, mencapai perbandingan tubuh yang baik. Ciri tubuh yang kurang proposional pada masa remaja tidak sama untuk seluruh tubuh, ada pula bagian tubuh yang semakin proposional. Ada tiga jenis bangun tubuh yang menggambarkan keanekaragaman perubahan proposisi tubuh, yaitu endomorfik, mesomorfik dan ektomorfik. Endomorfik banyak lemak sedikit otot (padded). Ektomorfik sedikit lemak sedikit otot (slender). Mesomorfik sedikit lemak banyak otot (muscular). 
 Organ Seks/Ciri Seks Primer 
Baik laki-laki maupun perempuan organ seks mengalami ukuran matang pada akhir masa remaja, tetapi fungsinya belum matang sampai beberapa tahun kemudian (dewasa). 
 Ciri-ciri Seks Sekunder 
Ciri-ciri seks sekunder yang utama, perkembangannya matang pada masa akhir masa remaja. Adanya perbedaan perubahan fisik antara perempuan dan laki-laki, dapat dijelaskan sebagai berikut: 

PERUBAHAN FISIK REMAJA
LAKI-LAKI PEREMPUAN
Otot dada membesar, bahu dan lengan melebar Paha, lengan atas dan Pinggul melebar
Kening menonjol,rahang dan dagu melebar -
Perubahan suara Perubahan suara
Pertumbuhan alat kelamin jantan Pertumbuhan rahim dan vagina
Pertumbuhan kumis Payudara membesar
Mimpi basah Mengalami menstruasi
Pertumbuhan rambut di daerah tertentu (ketiak, dada, dll) Pertumbuhan rambut di daerah tertentu (ketiak, dada, dll)
Timbulnya jerawat Timbulnya jerawat
Pertambahan berat badan dan tinggi badan Pertambahan berat badan dan tinggi badan
Pesatnya perkembangan fisik pada masa remaja sering menimbulkan kejutan pada diri remaja itu sendiri (Asrori, 2015) . Sebagai contoh, ada remaja putri memiliki perasaan seolah-olah belum dapat menerima kenyataan bahwa tanpa dibayangkan sebelumnya kini buah dadanya membesar. Sedangkan pada remaja pria, pertumbuhan lekum menyebabkan suara remaja menjadi menggelegar. Oleh karena itu gerak-gerik remaja menjadi serba canggung dan tidak bebas. Gangguan dalam bergerak yang disebabkan oleh pesatnya pertumbuhan fisik pada remaja seperti ini dikenal dengan istilah gangguan regulasi. 
2.2 Implikasi  Perkembangan  Fisik  dan  Psikomotorik  Remaja bagi Pendidikan 
Pemahaman terhadap pekembangan fisik dan psikomotorik berkaitan erat dengan perencanaan pendidikan. Pemahaman terhadap perkembangan ini dapat membantu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang lebih efektif dan efisien. Implikasinya bagi pendidikan diantaranya : 
1. Sarana dan prasarana pendidikan jangan sampai mengganggu kesehatan, 
2. Waktu istirahat untuk menghilangkan kelelahan perlu di perhatikan,             
3. Disediakan jam-jam  untuk  berolahraga sebagai  usaha  untuk menjaga kesehatan, 
4. Membantu siswa dalam menemukan jati diri dan menghadapi kegagalan yang dihadapinya, 
5. Emosi yang  memuncak  adalah  karakteristik dari remaja. Guru dapat membimbing remaja untuk pengendalian emosi negative, dan 
6. Mengajari cara memahami orang lain dan toleransi merupakan cara guru dalam mendidik remaja. 
Dalam rangka kegiatan pendidikan yang dapat dilakukan para pendidik umumnya para guru, yaitu : 
1. Diadakan program dan perlakuan layanan khusus bagi siswa remaja pria dan siswa remaja wanita (misalnya, dalam pelajaran anatomi dan fisikologi dan pendidikan olah raga) yang diberikan pula oleh para guru yang depat menyelenggarakan penjelasannya dengan penuh pemahaman. 
2. Diadakan diskusi atau panel atau ceramah tamu tentang pendidikan sex (sex education), bahaya-bahaya dari perilaku menyimpang dalam pemuasan kehidupan seksual (masturbasi, onani, prostitusi, dan sebagainya) terhadap kesehatan serta perkembangan jasmani dan rohani yang sehat. 
























BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan 
Tahapan perkembangan anak usia remaja berada pada tahap perkembangan pubertas di usia 10-14 tahun. Karakteristik yang menonjol terutama secara fisik dan psikomotorik. Karakteristik perkembangan fisik yang tampak, diantaranya perubahan bentuk atau tinggi badan, warna kulit, warna mata atau rambut, jenis kelamin, nada suara atau bau keringat. Sedangkan yang tidak tampak, tetapi hanya dapat diketahui setelah diadakan pengukuran, seperti usia, kekuatan badan atau kecepatan lari, golongan darah, pendengaran, penglihatan, dan sebagainya. Perkembangan psikomotorik adalah perkembangan keterampilan yang terjadi pada anak diakibatkan oleh aktivitas fisik dalam mengembangkan bakatnya. Karakteristik perkembangan psikomotorik remaja, seperti dalam bentuk permainan yang bersifat informal, permainan yang diatur sendiri oleh anak remaja, seperti umpet-umpetan dan bernyanyi. Di samping itu, anak-anak juga melibatkan dalam aktivitas permainan olahraga yang bersifat formal, seperti berenang, senam dan bermain bola kaki. 
Implikasi bagi pendidikan terhadap karakteristik perkembangan fisik dan psikomotorik remaja diantaranya pendidik menyediakan jam-jam untuk berolahraga sebagai usaha untuk menjaga kesehatan, menyediakan sarana dan prasarana pendidikan jangan sampai mengganggu kesehatan, serta perhatian terhadap waktu istirahat untuk menghilangkan kelelahan. Membantu siswa dalam menemukan jati diri dan menghadapi kegagalan yang dihadapinya. Emosi yang memuncak adalah karakteristik dari remaja, seorang guru hendaknya mampu membimbing remaja untuk mengendalikan yang emosi negatif, dan mengajari cara memahami orang lain dan bersikap toleran.
3.2. Saran 
Dengan mempelajari berbagai karakteristik remaja akan sangat membantu siswa yang masih dalam masa remaja, untuk keberhasilan proses pengajaran. Karena setiap remaja berbeda, maka sebagai seorang pendidik mau tidak mau harus bisa menjadi teman dan orang tua bagi remaja itu sendiri. Diperlukan sikap polos, objektif terhadap siswa, adil dan menunjukkan perhatian serta rasa simpatik dalam menghadapi remaja. 






























Daftar Pustaka


Ali, M. 2009 . Psikologi Remaja (Perkembangan Peserta Didik). Jakarta: Bumi Aksara. 

Desmita. 2014. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya. 

Fithriyani, Azmi S. 2015. Perkembangan Kognitif dan Psikomotorik Anak Tinagrahita (Skripsi). Yogyakarta : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga 

Hurlock. 1993. Psokologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga. 

Jafar, Nurhaedar. 2015. Pertumbuhan Remaja. Makasar : Universitas Hasanuddin. 

Makmun, Abin Syamsyudin.1973.Psikologi Pendidikan Edisi Revisi. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. 

Malina, R.M., Bouchard, C..1991. Growth, maturation, and physical activity, Champaign, IL: Human Kinetics

Mappiare, A. 1990. Psikologi Remaja. Surabaya : Usaha Nasional. 

Monks dan Knoers. 2014. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press. 

Slavin, Robert E. 2008. Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik. Jakarta: PT.Indeks. 

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2011. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bnadung : PT.Remaja Rosdakarya. 

Suparmin, M. 2010. Makna Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Jurnal Ilmiah SPIRIT. Vol.10 No.2 Hal : 64 

Yusuf, S. 2015. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Share:

Blog Pembelajaran Bahasa Arab

This blog contains Blog Pendidikan bahasa Arab

Search This Blog

Powered by Blogger.

Blog Archive

Labels

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.