Blog Pendidikan Bahasa Arab

Ilmu Balaghah

 




BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Sebuah ilmu tidaklah muncul sekaligus sempurna dalam satu masa. Ilmu

mengalami fase sejarah dimana ia muncul, bekembang, dan maju, hingga bisa jadi

mengalami kepunahan. Ilmu balaghah sebagai salah satu cabang ilmu dalam bahasa

Arab pun mengalami fase kemunculan, perkembangan dan seterusnya. Ilmu bahasa

Arab yang memiliki tiga cabang ini yaitu ilmu ma’ani, bayan, badi’ tidaklah ada

dari awal dalam sistematika seperti yang kita kenal sekarang ini. Dahulu sama

sekali tak dikenal istilah balaghah sebagai sebuah ilmu.

Tradisi sastra Arab telah berakar jauh sebelum munculnya agama Islam di

semenanjung Arab. Pada mulanya Islam dipahami melalui penggunaan bahasa

Arab yang literer. Namun pada masa perkembangan selanjutnya, sastra Islam

sedikit demi sedikit dipengaruhi Alqur'an dan Hadits Nabi.

Al-Qur’an merupakan mukjizat terbesar bagi Nabi Muhammad .صلى الله عليه وسلم

Kemukjizatannya terkandung pada aspek bahasa dan isinya. Dari aspek bahasa, al-

Qur’an mempunyai tingkat fashahah dan balaghah yang tinggi. Sedangkan dari

aspek isi, pesan dan kandungan maknanya melampaui batas-batas kemampuan

manusia. Ketika al-Qur’an muncul, banyak didalamnya terkandung hal-hal yang

tidak bisa ditangkap oleh orang-orang pada zamannya, akan tetapi kebenarannya

baru bisa dibuktikan oleh orang-orang pada abad modren sekarang ini1.

Adanya Syair-syair berbahasa Arab telah dicampuri oleh bahasa-bahasa asing,

oleh karena itu para penyair-penyair dan mufassir mendalami Bahasa Arab dan

mencari sesuatu yang menjamin keaslian dari Bahasa Arab itu sendiri.

1 Mamat Zaenuddin, dan Yayan Nurbayan, Pengantar Ilmu Balaghah (Bandung:PT Referika Aditama

2007).

2

Demi menjaga kemurnian Bahasa Arab muncullah ilmu-ilmu yang mempelajari

Bahasa Arab. Di antara sekian banyak cabang ilmu bahasa Arab, ilmu balaghah

merupakan satu di antara bagiannya.

1.2.Rumusan Masalah

Mengacu pada latar belakang masalah di atas, dapat ditarik rumusan masalah

pokok, yakni :

a. Bagaimana latar belakang munculnya Ilmu Balaghah ?

b. Siapa saja tokoh-tokoh dan karyanya ?

c. Apa pengertian Balaghah ?

d. Apa saja aspek-aspek dan bidang kajian Balaghah ?

e. Apa saja manfaat mempelajari Ilmu Balaghah ?

1.3.Tujuan Pembuatan Makalah

Agar pembaca dapat mengetahui dan memahami :

a. Latar belakang munculnya Ilmu Balaghah

b. Tokoh-tokoh Ilmu Balaghah dan karyanya

c. Pengertian Balaghah

d. Aspek-aspek dan bidang kajian Balaghah

e. Manfaat mempelajari Ilmu Balaghah

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1.Latar Belakang Munculnya Ilmu Balaghah

Pada saat turunnya Alquran, bahasa Arab merupakan bahasa yang murni dan

bermutu. Bahasa Arab belum terkontaminasi dengan bahasa asing lainnya. Namun

seiring dengan peningkatan peran agama, sosial dan politik yang diembannya,

bahasa Arab mulai berasimilasi dengan bahasa-bahasa lain di dunia, seperti Persia,

Yunani, India dan bahasa-bahasa lainnya. Asimilasi dengan bahasa Persia lebih

banyak dibanding dengan bahasa-bahasa lainnya dikarenakan terjadinya

perkawinan dan banyaknya keturunan Persia yang menempati posisi penting baik

di bidang politik, militer, ilmu pengetahuan, dan keagamaan.

Dengan berasimilasinya orang-orang Persia ke dalam masyarakat Arab dan

Islam, mulailah bahasa Arab mengalami kemunduran yang membuat bangsa Arab

merasa prihatin dan mulailah mereka berfikir untuk mengembalikan bahasa Arab

pada kemurniannya. Mereka mulai menyusun ilmu nahwu, sharaf dan balaghah.

2.2.Tokoh-tokoh Ilmu Balaghah dan Karyanya

Setelah mengalami berbagai fase perkembangan hadirlah seorang pakar

balagah, Abu Bakar Abdul Qahir Al-Jurjaniy (w. 471 H) yang mengarang kitab

tentang ilmu ma’ani –walau belum diistilahkan dengan nama tersebut- dengan

judul Dalailul I’jaz, dan tentang ilmu bayan dengan judul Asrorul Balagah. Al-

Jurjani menganggap ilmu-ilmu balagah itu merupakan satu kesatuan yang tidak

terpisahkan seperti yang akan dilihat pada masa setelahnya yang membagi ilmu

balagah pada tiga ilmu yaitu ma’ani, bayan dan badi’.

Al-Zamakhsyari yang lahir pada tahun 467 Hijriah dan wafat pada tahun 538

Hijriah cukup berkontribusi dalam kemajuan kajian balagah dengan bukunya

4

“Tafsir al-Kasysyaf”. Ilmu balagah terkhususnya ma’ani dan bayan nampak sangat

jelas dalam pemikiran al-Zamakhsyari yang direalisasikannya ketika

menginterpretasi dan menafsirkan ayat-ayat suci Alquran.

Setelah Abdul Qahir al-Jurjani dan al- Zamakhsyari hadirlah Abu Ya’qub

Sirajuddin Yusuf As- Sakaki Al-Khawarizmi (w. 626 H) dengan kitabnya yang

membahas tentang ilmu balagah lebih lengkap daripada lainnya, yaitu kitab dengan

judul Miftah al-‘Ulum. Beliaulah yang pertama membagi ilmu balagah menjadi tiga

bagian yaitu ilmu ma’ani, ilmu bayan dan ilmu badi’. Kitabnya Miftah al-‘Ulum

menjadi perhatian ulama setelahnya dengan mensyarah atau meringkasnya seperti

yang dilakukan oleh al-Khatib al-Qazweni dengan judul bukunya Talkhis al-

Miftah.

2.3.Pengertian Balaghah

Balaghah secara etimologi berasal dari kata dasar بلغ yang memiliki arti sama

dengan kata وصل yaitu “sampai”. Makna ini dapat kita lihat pada firman Allah

surah al Ahqaf ayat 15:

( …حَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةًۙ... (الأحقاف : ١٥

“..Sehingga apabila ia telah sampai dewasa dan umurnya sudah sampai empat

puluh tahun…” (al-Ahqaf:15)

Selain makna di atas, kata ( بلاغة ) mempunyai arti antara lain :

a. ‘Mencapai tujuan, mengenai sasaran, efektif’, seperti dalam kalimat :

بَلغَ زَيْدٌ مُرَادَه (Zaid telah mencapai maksudnya)

b. ‘Bertutur kata dengan baik’, seperti dalam kalimat :

بَلغَ الرَّجُلُ بلا غَةً أي أحسَنَ التَّعْبِيْرَ عَمَّا فِي نَفْسِهِ

5

(seseorang berbalaghah, artinya ia dapat mengungkapkan pikiran dan

perasaannya dengan baik)

Adapun menurut istilah, terdapat beberapa definisi Balaghah yang diutarakan oleh

para ulama, antara lain :

“Balagah adalah menyampaikan makna yang tinggi secara jelas dengan

menggunakan ungkapan yang benar dan faṣĭh . Ungkapan tersebut memiliki

pengaruh yang mempesona di dalam jiwa, karena setiap ujaran ada kesesuaian

dengan situasi, tempat dan waktu disampaikannya ujaran dan juga sesuai

dengan keadaan lawan bicara (mukhāṭab)”.

Pengertian secara istilah ini sejalan dengan pengertian secara bahasa karena

dengan dengan balagah seorang pembicara atau penulis dapat sampai pada tujuan

yang dikehendakinya dalam menyampaikan gagasan-gagasannya sehingga dapat

mempengaruhi pembaca atau pendengar.

2.4.Aspek- aspek dan bidang kajian Balaghah

A. Aspek-aspek dalam Ilmu Balaghah

Nilai ketinggian suatu ungkapan (kalâm balîgh) ada pada dua aspek, yaitu :

a. Kalam baligh, yaitu kalam yang sesuai dengan tuntutan keadaan serta terdiri

dari kata-kata yang fasih, contoh :

مُحَمَّدٌ سَيِّدُ الْكَوْنَيْنِ وَالثَّقَلَيْنِ وَالْفَرِقَيْنِ مِنْ عَرَبٍ وَمِنْ عَجَمٍ

Artinya :

“Muhammad itu junjungan dunia dan akhirat, manusia dan jin serta

junjungan golongan Arab dan ‘Ajam”

Tujuan syi’ir tersebut, yaitu untuk menerangkan bahwa Nabi Muhammad

صلى الله عليه وسلم adalah orang mulia.

6

b. Mutakallim baligh, yaitu kepiawaian yang ada pada diri seseorang dalam

menyusun kata-kata baligh (indah dan tepat), sesuai dengan keadaan waktu

dan tempat.

Kemampuan balaghah yang ada pada seseorang berupa kemampuannya

menghadirkan makna yang agung dan jelas dengan ungkapan yang benar-benar

fasih, memberi bekas yang berkesan di lubuk hati, sesuai dengan situasi dan

kondisi serta sesuai dengan kondisi orang-orang yang diajak bicara.

Secara ilmiah, Balaghah merupakan suatu disiplin ilmu yang

berlandaskan pada kehalusan jiwa dan ketajaman menangkap keindahan dan

kejelasan perbedaan yang samar di antara macam-macam uslub (gaya bahasa).

Balaghah adalah ilmu yang mengolah makna yang tinggi dan jelas, dengan

ungkapan yang benar dan fashih yang memberi kesan yang mendalam di dalam

jiwa dan sesuai dengan situasi dan kondisi orang-orang yang diajak bicara2

B. Bidang kajian dalam Ilmu Balaghah

Ilmu Balaghah merupakan sebuah disiplin ilmu yang berkaitan dengan

masalah kalimat, yaitu mengenai maknanya, susunannya, pengaruh jiwa

terhadapnya, serta keindahan dan kejelian pemilihan kata yang sesuai dengan

tuntutan. Untuk sampai pada sasaran tersebut ada tiga sub ilmu yaitu:

1) Ilmu Bayan: suatu ilmu untuk mengungkapkan suatu makna dengan

berbagai uslub. Ilmu ini objek pembahasannya berupa uslub-uslub yang

berbeda untuk mengungkapkan suatu ide yang sama. Ilmu Bayan berfungsi

untuk mengetahui macam-macam kaidah pengungkapan, sebagai ilmu seni

untuk meneliti setiap uslub dan sebagai alat penjelas rahasia balaghah.

Kajiannya mencakup tasybih, majaz dan kinayah.

2) Ilmu Ma’ani: Ilmu ini mempelajari bagaimana kita mengungkapkan suatu

ide atau perasaan ke dalam sebuah kalimat yang sesuai dengan tuntutan

2 Ali al-Jarimi Musthafa Amin, al-Balaghah al-Wadihah, (London: Dar al-Ma’arif, tth), 8.

7

keadaan. Bidang kajian ilmu ini meliputi: kalâm dan jenis-jenisnya, tujuantujuan

kalâm, washl dan fashl, qashr, dzikr dan hadzf, ijaz (kalimat yang

pendek namun sarat makna), musawah dan ithnab (kalimat panjang yang

menjelaskan).

3) Ilmu Badi’: Ilmu ini membahas tata cara memperindah suatu ungkapan,

baik pada aspek lafazh maupun pada aspek makna. Ilmu ini membahas dua

bidang utama, yaitu muhassinat lafzhiyyah dan muhassinat ma’nawiyyah.

Muhassinat lafzhiyyah meliputi: jinas, iqtibas, dan saja’. Sedangkan

Muhassinat ma’nawiyyah meliputi: tauriyyah, tibaq, muqabalah, husn alta’lil,

ta’kid al-alMadh bima yusybih al-al-Dzammm dan uslub al-hakim.

2.5. Manfaat mempelajari Ilmu Balaghah

Posisi ilmu Balaghah dalam tatanan kelompok ilmu-ilmu Arab persis seperti

posisi ruh dari jasad. Keberadaan ilmu Balaghah dan kaidah-kaidah yang tertuang

didalamnya sangat urgen. Urgensitas tersebut disebabkan oleh beberapa hal,

diantaranya adalah :

1) Ilmu Balaghah merupakan perangkat media yang dapat menghantarkan

seseorang kepada pengetahuan tentang ke-I’jaz-an al-Qur’an;

2) Ilmu Balaghah merupakan salah satu instrument yang dapat membantu seorang

yang bergelut dengan diskursus al-Qur’an terutama mufassir dalam memahami

kandungan isi al-Qur’an dan pesan-pesan yang tertuang didalamnya. Hal ini

diperjelas oleh pernyataan al-Zamakhsyari dalam al-Kasysyaf yang artinya:

“Sesungguhnya ilmu yang paling sarat dengan noktah-noktah rahasia yang

rumit di tempuh, paling padat dengan kandungan rahasia yang pelik, yang

membuat watak dan otak manusia kewalahan untuk memahaminya adalah ilmu

tafsir, yakni ilmu yang sangat sulit untuk dijangkau dan diselidiki oleh orang

yang berstatus alim sekalipun. Dan tidak akan mampu untuk menyelam

kekedalaman hakekat pemahaman tersebut kecuali seseorang yang memiliki

8

kompetensi dan kredibilitas dalam dua spesifik ilmu yang berkaitan dengan al-

Qur’an, yaitu ilmu Ma’ani dan ilmu Bayan.

Adapun buah dari mempelajari Ilmu Balaghah yaitu :

1. Mengenali makna-makna Al-Qur’an

2. Mampu memilih perkataan yang sesuai dengan kondisi pelaku

3. Mengetahui kata-kata yang bagus dan tidak bagus

4. Mengetahui kalimat yang jelas

5. Diharapkan mampu untuk mengkritik sesuatu berdasarkan kritikan yang

ilmiah dan beradab

6. Mengetahui sebuah kata dan uslub-uslubnya

9

BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Balaghah secara etimologi artinya sampai. Secara Istilah, Balagah adalah

menyampaikan makna yang tinggi secara jelas dengan menggunakan ungkapan

yang benar dan fasih . Ungkapan tersebut memiliki pengaruh yang mempesona di

dalam jiwa, karena setiap ujaran ada kesesuaian dengan situasi, tempat dan waktu

disampaikannya ujaran dan juga sesuai dengan keadaan lawan bicara (mukhāṭab).

Aspek-aspek dan bidang kajian dalam Balaghah yaitu : Kalam baligh dan

Mutakalim baligh. Tiga sub ilmu dalam Balaghah yaitu : Ilmu Bayan, Ilmu Ma’ani

dan Ilmu Badi’.

Urgensi mempelajari Balaghah diantaranya :

1) Ilmu Balaghah merupakan perangkat media yang dapat menghantarkan

seseorang kepada pengetahuan tentang ke-I’jaz-an al-Qur’an;

2) Ilmu Balaghah merupakan salah satu instrument yang dapat membantu seorang

yang bergelut dengan diskursus al-Qur’an terutama mufassir dalam memahami

kandungan isi al-Qur’an dan pesan-pesan yang tertuang didalamnya.

3.2.Saran

Setiap orang akan merasa kesukaran apabila menggunakan bahasa yang bukan

bahasa ibunya. Kendala untuk mengerti ilmu Balaghah atau bahasan mengenai

sastra akan lebih sulit dimengerti apabila tidak mempunyai dasar pengetahuan

awal. Penulis menyarankan agar setiap mahasiswa mempelajari ilmu nahwu dan

Morfologi Arab dengan baik agar lebih mudah menyerap, terutama ilmu balaghah

yang dianggap sulit itu akan lenyap sendiri.

Demikian makalah ini yang dapat ditulis dari penulis, apabila ada kekurangan

dalam penulisan makalah ini, penulis mohon kritik dan saranya guna untuk

memperbaiki kesalahan yang ada.

10

DAFTAR PUSTAKA

Al-Jarim, A., & Musthafa, U. (1999). Al-Balaaghatul Waadhihah. London: Daar Al

Ma'arif.

Hafidz, M. (2020). Bahasa Arab kelas XII MA Peminatan Keagamaan. Jakarta:

Kementrian Agama RI.

Hanifah. (2013). Al Balaghah Al Arabiyyah. Makassar.

Mahmud Jahni, K. B. (2016). Al Binaayah fii Syarhil Bidaayati fii 'Uluumil Balaaghah.

Mesir: Daar At Taqwa.

Sagala, R. (2016). Balaghah. Lampung: Institut Agama Islam Negeri Raden Intan.

Zaenuddin , M., & Yayan, N. (2007). Pengantar Ilmu Balaghah. Bandung: Refika

Aditama.

Share:

No comments:

Post a Comment

Blog Pembelajaran Bahasa Arab

This blog contains Blog Pendidikan bahasa Arab

Search This Blog

Powered by Blogger.

Blog Archive

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.