"Ok, ok,..fine, fine...jadi ini siapa mas? Lidia Daniera ini siapa?"' Macan yang di puncak emosi sampai ke bawa-bawa 'layangan putus', dan ternyata juga tetap dilayani keledai. "Ayo kita ke hakim singa untuk menjelaskan perkara ini, biar semakin jelas kalau kamu itu salah dan aku lah yang benar kalau rumput itu hijau". "OK, siapa takut?'balas keledai. Akhirnya keduanya pergi ke rumah pak hakim singa untuk menjelaskan siapa yang salah dan menjebloskannya ke penjara bila terbukti bersalah.
Sesampainya di kantor hakim singa, macan dan keledai masih terus berargumen. Mereka bertemu dengan merak dan monyet yang juga sedang berselisih. Mereka menanyakan kepada merak dan monyet tentang warna rumput, tetapi keduanya malas menanggapi setelah melihat keledai. "Terserah kalian", jawab mereka, kami sedang menunggu hakim singa yang sedang dijemput burung nuri ke rumahnya, karena singa hari ini langsung pulang karena ada urusan yang sangat penting dengan kerajaan hutan sebelah Timur. Tapi tak beberapa lama kemudian, singa tiba dengan tergopoh-gopoh. " Sudah dua minggu ini tidak ada perselisihan, dan saya berhari-hari hanya membaca dan menulis di kantor dan barusan saya pulang untuk menemui utusan raja hutan tetangga kita." Saya sudah minta izin ke mereka barang satu samapi dua jam untuk kembali ke pengadilan karena ada kasus penting hari ini". Setelah mempersiapkan keadaan dan suasana sidang, monyet dan merak diproses, tidak sampai sepuluh menit kasus mereka selesai. Kemudian macan dan keledai dipanggil, mereka dipersilahkan menyampaikan maksud dan tujuannya. Sepanjang persidangan, biru dan hijau terus bergema. Masing-masing menyampaikan argumennya dengan keukeuh sampai akhirnya singa berteriak,"Stop!". Setelah semua terdiam, keledai langsung bertanya kepada singa,"Rumput biru kan pak hakim singa?".
Sambil menempelkan telunjuknya ke bibir, hakim menatap macan seolah berkata, "Jangan membalas dan berkata apapun". Kemudian hakim singa menjawab,"Kalau menurutmu biru dan keyakinanmu rumput berwarna biru,...ya rumput biru." Macan langsung terperanjat dan seakan mau teriak atas jawaban hakim, tetapi singa kembali menempelkan jari telunjuknya ke bibir, meminta singa untuk tidak berbicara. Kemudian singa berkata,"Kasus selesai, pak keledai silahkan pulang, dan kamu macan, kamu tetap di sini, kamu dihukum tiga hari atas kesalahanmu.Pak keledai silahkan pulang."
Setelah keledai pulang, "Pak hakim, baik saya ikuti keputusan pak hakim yang mengatakan bila rumput itu biru, tetapi kenapa saya dihukum juga selama tiga hari, kami ke sini cuma minta status kejelasan suatu perkara, kalau saya salah saya akui salah".
"Kamu dihukum tidak ada sangkut pautnya dengan hijau atau birunya rumput". "Maksudntya pak hakim?", "Pak hakim juga sependapat kalau rumput itu hijau?".
"Iya..rumput memang hijau dan semua tahu bila rumput hijau", "Trus kenapa saya dikalahkan dalam kasus saya?". "Kamu saya hukum karena dua hal. Pertama kamu sudah berdebat hewan yang bebal, kedua kamu membuang waktu saya selama dua jam dari perjalanan dan mengurus hal yang tak sepatutnya menjadi kasus pengadilan. Berdebatnya kamu dengan si bebal tidak akan meninggikan derajatmu, bahkan sudah menurunkan kewibawaanmu sebagai macan. Kami menghinakan dirimu sendiri. Untuk itu saya kurung kamu untuk instropeksi diri.