Blog Pendidikan Bahasa Arab

Showing posts with label Imla - Khat. Show all posts
Showing posts with label Imla - Khat. Show all posts

Perbedaan Hamzah Qatha’ dan Washal (همزة القطع والوصل)







1. Definisi Hamzah/Alif Washal

 همزة وصل هي التي تظهر في النطق في بدء الكلام ولكنها لا تظهر في الوصل وتسمي الف وصل 

Hamzah Washal (همزة وصل) adalah hamzah berbentuk alif (ا), ketika berada diawal kata dia nampak diucapkan. Namun, ketika ia berada ditengah atau bersambung dengan kata lain dia tidak dibaca, dan bahkan terkadang dibuang. Sebab alif ini tidak memiliki tanda hamzah seperti kepala ‘ain أَ / إِ / أُ, maka disebut juga dengan alif washal. Jadi kita akan menyebutnya alif washal. 


2. Posisi Alif Washal di Awal kata. 

Terdapat 3 posisi yang ditempati alif washal diawal kata yaitu pada awal isim, fi’il dan huruf. 

a). Alif washal pada awal isim Isim- isim yang diawali oleh alif washal adalah sebagai berikut:

 اسْمٌ / اسمان / ابْنٌ / ابْنَةٌ / اثْنَانِ / اثْنَتَانِ / امْرَأَةٌ / امْرُؤ / ابْنَانِ / امْرَأَتَانِ / امْرَئَانِ 

Mashdar dari fi’il tsulasi majid tambahan 2 huruf, seperti

 اِتِّصَالٌ / اِنْتِصَارٌ / اِجْتِهَادٌ / اِنْطِلاَقٌ 

Mashdar dari fi’il tsulasi majid tambahan 3 huruf, seperti

 اِسْتِقَالَةٌ / اِسْتِغْفَارٌ / اِسْتِخْرَاجٌ 

Cara membaca alif washal pada isim-isim dan mashdar di atas yaitu semuanya kasrah. 

b). Alif washal pada fi’il Pada awal fi’il madhi tsulasi majid tambahan 2 huruf seperti

 اِنْتَصَرَ / اِجْتَهَدَ / اِنْتَقَلَ 

- Pada awal fi’il madhi tsulasi majid tambahan 3 huruf seperti

 اِسْتَغْفَرَ / اِسْتَخْرَجَ / اِسْتَفْهَمَ 

- Pada awal fi’il amr dari fi’il tsulasi mujjarad

 اِفْتَحْ / اِذْهَبْ / اُدْرُسْ / اِرْجِعْ / اُنْصُرْ / اِضْرِبْ 

- Fi’il amr dari fi’il tsulasi majid tambahan 2 huruf

 اِنْطَلِقْ / اِجْتَهِدْ / اِنْتَظِرْ 

- Pada awal fi’il Amr dari fi’il tsulasi majid tambahan 3 huruf

 اِسْتَغْفِرْ / اِسْتَفْهِمْ / اِسْتَخْرِجْ 

Cara menentukan harakat alif washal ketika dia berada diawal fi’il ‘Amr yaitu dengan cara mengikuti harakat huruf sebelum huruf akhir pada fi’il mudhari’nya. Apabila harakat huruf tersebut dhammah, maka harakat hamzah washal harus dhammah, apabila harakat huruf tersebut fathah atau kasrah, maka harakat alif washal harus kasrah. Contoh

 يَخْرُجُ -» اُخْرُجْ 

يَنْصُرُ -» اُنْصُرْ 

يَذْهَبُ » اِذْهَبْ

يَفْتَحُ -» اِفْتَحْ

يَجْلِسُ -» اِجْلِسْ

يَنْطَلِقُ -» اِنْطَلِقْ

يَجْتَهِدُ -» اِجْتَهِدْ

يَسْتَخْرِجُ -» اِسْتَخْرِجْ 

c). Alif washal pada awal huruf Alif washal pada huruf hanya berada pada satu tempat yaitu pada alif lam ta’rif (ال), seperti

 طَالِبٌ -» الطَّالِبُ

رَجُلٌ -» الرَّجُلُ

تِلْمِيْذٌ -» التِّلْمِيْذُ

صَدِيْقٌ -» الصَّدِيْقُ


Catatan: 

Alif washal terkadang berubah menjadi hamzah qath’a pada lafadz Djalalah ‘Allah’ ketika didahului huruf nida, seperti

 يَا اللَّهُ -» يَا أَللَّهُ 

Lafadz Albittah (البته ) boleh dua keadaan yaitu dengan hamzah qatha’ أَلبته atau dengan alif washal البته 3.


3. Posisi Alif washal di tengah kata. 

Apabila dia berada ditengah kata, baik dihimpit dengan huruf atau isim, dia tetap nampak. Namun, ia tidak dibaca dan tidak pula berharakat, seperti

 وَاضْرِبْ / مِنَ الْمَدْرَسَةِ / وَافْتَحْ 

Wadhrib / Minalmadrasah / Waftah 


4. Membuang Alif Washal 

Alif dibuang dari lafadz ابن dan ابنة dengan syarat sebagai berikut: Kata ابن dan ابنة bentuknya mesti mufrad (bukan mutsanna seperti ابنان / ابنتان atau jamak taksir seperti أبناء) dengan syarat ابن dan ابنة keduanya mesti berada diantara dua isim alam.


(BENAR) جَاءَ عمرُ بْنُ الخَطَّابِ

(SALAH) جَاءَ عمرُ ابْنُ الخَطَّابِ


Keterangan: Umar isim alam, khatab isim alam, dan ibnu bentuknya mufrad. Dengan demikian, ia sudah memenuhi syarat untuk membuang alif dari ibnu. 

Contoh dihimpit dua isim yang salah satu bukan isim alam, seperti


زيد ابن الخليفة خالد  (BENAR)

زيد بن الخليفة خالد  (SALAH)

خالد ابن الفلاح يزرع القمح  (BENAR)

خالد بن الفلاح يزرع القمح (SALAH)

Zaid anaknya khalifah khalid / Khalid anak petani sedang menanam gandum 

Keterangan: Sebab khalifah dan falah bukan isim alam, jadi alif tetap nampak 

Tidak terdapat pemisah diantara kedua isim alam kecuali ibnu/ibnatu. Contoh

 جَاءَ عمرُ هُوَ ابْنُ الخَطَّابِ  (BENAR)

جَاءَ عمرُ هُوَ بْنُ الخَطَّابِ (SALAH)

Kerangan: Sebab diatara umar, ibnu dan khatab terdapat dhamir هو، maka alif washal tetap ditulis. 

Peran ‘irab ibnu/ibnatu mesti sebagai na’at atau badal, seperti

 جَاءَ عمرُ بْنُ الخَطَّابِ  

عمرُ : فاعل + منعوت / مبدل منه 

بن : نعت / بدل + مضاف 

الخَطَّابِ : مضاف إليه 

Apabila bukan sebagai na’at atau badal, melainkan sebagai khabar kana waakhwatuha, maka alif mesti ditulis, seperti

 كَانَ عمرُ ابْنَ الخَطَّابِ 

عمرُ : اسم كان 

ابْنَ : خبر كان 

Atau apabila ibnu dan ibnatu sebagai khabar yang pada umumnya terletak pada kalimat jawab untuk sebuah pertanyaan, maka alif mesti ditulis, seperti

 ابن من عمر ؟ ابن من عثمان 

Anak siapa Umar ? Anak siapa Utsman ?

 عمر ابن الخطاب / عثمان ابن عفان  

عمر / عثمان : مبتدأ محذوف 

ابن : خبر + مضاف 

الخطاب / عفان : مضاف إليه 

Isim alam pertama mesti disandarkan kepada bapaknya (bukan kakek atau ibu). Contoh

 محمد ابن عبد المطلب  (BENAR)

 محمد بن عبد المطلب (SALAH)

Contoh disandarkan kepada ibu

. عيسى ابن مريم (BENAR)

عيسى بن مريم (SALAH)

Isim Alam sebelum ibnu/ibnatu mesti satu orang / mufrad. Apabila dua orang, maka alif washal mesti ditulis kembali.

 جَاءَ خَالِدٌ وَ عُمَرُ بْنا زَيْدٍ  (BENAR)

جَاءَ خَالِدٌ وَ عُمَرُ ابْنا زَيْدٍ (SALAH)

Untuk Ibnatu sama seperti ketentuan ibnu, hanya saja terdapat perbedaan penulisan huruf ta‘ dari marbuthah menjadi maftuhah. Seperti

 عائشة بنةُ طلحة  (BENAR)

عائشة بنتُ طلحة (BENAR)

Alif washal dibuang dari lafadz اسم untuk bacaan bismillahirahmanirahim

 بسم الله الرحمن الرحيم  (BENAR)

باسم الله الرحمن الرحيم (SALAH)

Alif washal dibuang dari alif lam ta’rif apabila didahului huruf lam jar atau lam ibtida

 لِلَّهِ دَارٌ  (BENAR)

الِلَّهِ دَارٌ  (SALAH)

وَلِلدَارِ الأَخِرةِ  (BENAR)

وَالِلدَارِ الأَخِرةِ (SALAH)

Alif washal dibuang apabila terletak setelah hamzah istifham

 أَسْمُكَ ؟  (BENAR)

أَاسْمُكَ ؟  (SALAH)

أَبْنُكَ هٰذَا ؟  (BENAR)

 أَابْنُكَ هٰذَا ؟ (SALAH)

Siapa namamu? Apakah ini anakmu? 

Alif dibuang dari huruf ma istifham, apabila didahului huruf jar. Contoh

 عمّ يتساءلون ؟

 لِمَ سافرتَ ؟

 بِمَ تَكتب ؟ 

Kecuali apabila huruf ma istifham tersebut menyatu dengan ذا maka alif tetap ditulis. Contoh

 لِمَاذَا ؟ بِمَاذا ؟ لِمَذَا ؟ بِمَذَا ؟ 


5. Definisi Hamzah Qatha’

 همزة قطع هي التي تظهر في النطق داءما سواء كانت في بدء الكلام أم في وصله وهي ترسم (ء) فوق الحرف أو أسفله وهي رأس عين صغيرة 

Hamzah Qatha’ adalah hamzah yang memiliki tanda seperti kepala huruf ‘ain أَ / إِ / أُ / أْ dia selalu nampak ketika diucapkan, baik berada diawal kalimat maupun ditengah. 


6. Posisi Hamzah Qatha’ diawal kata. 

Sama seperti alif washal, untuk hamzah qata’ juga menempati 3 posisi yaitu terdapat pada isim, fi’il atau huruf. 

a). Hamzah Qatha’ pada isim 

Semua isim terkecuali isim-isim yang masuk kategori alif washal di atas. 

Mashdar dari fi’il tsulasi mujjarad (mahmuz), seperti

 أَكْلٌ / أَلَمٌ 

Mashdar dari fi’il tsulasi majid tambahan satu huruf, seperti

 إِكْرَامٌ / إِنْقَاذٌ / إِجَابَةٌ / إِشَارَةٌ 

b). Hamzah qatha’ pada fi’il 

Pada awal fi’il madhi tsulasi mujjadar (mahmuz)

 أَكَلَ / أَلِمَ / أَمَرَ / أَمَنَ / أَبَى 

Pada awal fi’il madhi tsulasi majid tambahan 1 huruf seperti

 أَكْرَمَ / أَجَابَ / أَقْبَلَ / أَسْرَعَ 

Pada awal fi’il ‘Amr dari fi’il tsulasi majid tambahan 1 huruf seperti

 أَكْرِمْ / أَجِبْ / أَقْبِلْ / أَسْرِعْ 

Di awal fi’il mudhari’ yang dimasuki dengan dhamir murakallim (أنا), seperti

 أَكْتُبُ / أَدْرُسُ / أَذْهَبُ / أَرْجِعُ 

c). Hamzah qatha’ pada huruf 

Jenis hamzah pada huruf semuanya yaitu hamzah qatha’ kecuali alif lam ta’rif yang termasuk alif washal, seperti

 إلى / أن / إلاّ / أو / أم 

Catatan: 

Apabila hamzah qatha’ didahului huruf alif lam ta’rif, lam huruf jar, ba huruf jar dan lam ibtida, lam juhud. Cara penulisanya seperti berikut ini

 الأمن / الإيمان / لِأصْدِقاءه / لِأَسْمع / بِأَحْسَن منها 

Penulisan hamzh qatha’ apabila dia merangkap dua (mad), ditulis dengan tanda( ٓ ) 

Seperti

 آمال / آبار / آمين 

Terdapat kata mirip yang keduanya didahului alif mad yaitu kata آخَر. Namun, keduanya berbeda dari segi makna. 

a) Aakhara آخَرَ berwazan أَفْعَلَ yang berarti sangat telat, namun banyak diartikan dengan ‘sesuatu yang lain’. Dia dihukumi isim ghair munsharif. Untuk muannatsnya kata أُخْرَى, untuk jamak mudzakkar kata أَخَرُونَ dan jamak muannatsnya أخريات 

Kata آخَرَ boleh di’athafkan seperti

 مَرَرْتُ بِخَالِدٍ وَرَجُلٍ آخَرَ ثُمَّ زَيْدٍ (BENAR)

Aku berpapasan dengan khalid dan lelaki lain kemudian zaid. 

b) Aakhirun آخِرٌ yang bentuk muannatsnya أَخِرَةٌ ini dihukumi munsharif yang menunjukan sesuatu yang paling akhir. Dengan demikian dia tidak boleh di’athafkan seperti kata آخَرَ Contoh

 خَرَجَ آخِرُ الطُّلابِ مِنَ الفصل ثُمَّ خالدٌ (SALAH)

Siswa terakhir telah keluar dari kelas kemudian khalid. 


7. Posisi Hamzah Qatha’ di tengah kata 

Hamzah qatha’ yang berada di posisi tengah, dia ditulis sesuai dengan harakat pada hamzh dan harakat pada huruf sebelumnya. Perlu diketahui bahwa urutan harakat terkuat antara hamzah dan huruf sebelumnya adalah kasrah, dhammah, fathah dan sukun. Agar lebih faham, berikut ketentuan penulisanya. 

a). Hamzah ditulis diatas huruf Iya dalam keadaan berikut. 

Apabila hamzah berharakat kasrah dan didahului huruf berharakat kasrah. Contoh

 نَاشِئِيْنَ / قَارِئِيْنَ / مُبْتَدِئِيْنَ

Ketika hamzah berharakat kasrah dan didahului huruf berharakat dhammah. Contoh

 سُئِلَ / سُئِم / دئِب 

Apabila hamzah berharakat kasrah dan didahului huruf berharakat sukun. Contoh

 أَسْئِلَة / أَفْئِدَة / فَضَائِل / رَوَائِع / نَائِم 

Ketika hamzah berharakat dhammah dan didahului huruf berharakat kasrah. Contoh

 نَاشِئُوْنَ / قَارِئُوْنَ / مُبْتَدِئُوْنَ 

Apabila hamzah berharakat fathah dan didahului huruf berharakat kasrah. Contoh

 فِئَةٌ / رِئَةٌ / نَاشِئَةٌ 

Ketika hamzah berharakat sukun dan didahului huruf berharakat kasrah. Contoh

 بِئْرٌ / ذِئْبٌ / بِئْسٌ 

Apabila hamzah berharakat kasrah yang didahului huruf berharakat fathah. Contoh

 مُتْمَئِنٌّ / ضَئِيْلٌ 

b). Hamzah ditulis di atas huruf wawu dalam keadaan berikut. 

Apabila hamzah berharakat dhammah dan didahului huruf berharakat dhammah. Contoh

 شُؤُوْن / رُؤُوْس

Ketika hamzah berharakat dhammah dan didahului huruf berharakat fathah. Contoh

 رَؤُف / يَؤُمُّ/ ضَؤُل 

Apabila hamzah berharakat dhammah dan didahului huruf berharakat sukun. Contoh

 تَفَاؤُل / يَرْؤُسُ 

Ketika hamzah berharakat fathah dan didahului huruf berharakat dhammah. Contoh

 سُؤَالٌ / يُؤَدِّي / مُؤَامَرَةٌ 

Apabila hamzah berharakat sukun dan didahului huruf berharakat dhammah. Contoh

 رُؤْيَةٌ / مُؤْمِنٌ 

c). Hamzah ditulis di atas alif dalam keadaan berikut. 

Apabila hamzah berharakat fathah dan didahului huruf berharakat fathah. Contoh

سَأَلَ / تَأَخَّرَ / تَأَمَلَ

Ketika hamzah berharakat fathah dan didahului huruf berharakat sukun. Contoh

 يَسْأَلُ / مَسْأَلَةٌ / مَرْأَةٌ 

Apabila hamzah berharakat sukun dan didahului huruf berharakat fathah. Contoh

 رَأْسٌ / يَأْمُرُ 

d). Hamzah ditulis menyendiri keadaan berikut. 

Apabila hamzah berharakat fathah yang didahului huruf alif. Contoh

تَفاءَلَ / قِرَاءَةٌ / عباءة

Ketika hamzah berharakat fathah atau dhammah yang didahului huruf wawu sukun. Contoh 

مُرُوْءَةٌ / نُبُوْءَةٌ 

Apabila dalam satu kata terdapat 3 wawu, maka hamzah yang diatas wawu dijadikan menyendiri. Contoh Kata مَوْءُوْدَةٌ yang asalnya مَوْؤُوْدَةٌ atau kata يَسُوْءُوْنَ yang asalnya يَسُوْؤُوْنَ Namun, apabila hanya dua wawu, maka boleh dua keadaan berikut:

 رَؤُف / رُؤُوْس 

رَءُوْف / رُءُوْس . 


8. Posisi Hamzah Qatha’ di akhir kata 

Hamzah yang terletak diakhir kata ditulis dengan menyesuaikan harakat huruf sebelumya.

Hamzah ditulis di atas alif apabila harakat huruf sebelumnya fathah. Contoh.

 بَدَأَ / مُبْتَدَأ / قَرَأَ / خَطَأ 

Hamzah ditulis diatas wawu apabila harakat huruf sebelumnya dhammah. Contoh.

 لُؤْلُؤ / تَكَافُؤُ / تَوَاطُؤُ 

Hamzah ditulis diatas iya apabila harakat huruf sebelumnya kasrah. Contoh.

 قَارِئ / نَاشئ / بَادِئ / يُنَبِّئ 

Hamzah ditulis menyendiri apabila harakat huruf sebelumnya sukun. Contoh

. جُزْءٌ / سَماء / دفء / سُوء / نُشُوء / مَقْرُوْءٌ / جَاءَ / ضِيَاءٌ 

Catatan: Untuk hamzah qatha’ yang terletak di posisi akhir dalam keadaan fathah bertanwin terdapat beberapa ketentuan. 

Apabila sebelum hamzah berupa huruf alif, maka setelah hamzah jangan ditambahkan alif bertanwin. Contoh

 بِنَاءً / مَسَاءً بِنَاءًا / مَسَاءًا 

Untuk hamzah yang ditulis diatas alif yang harakat huruf sebelumnya fathah. Apabila dalam keadaan majrur, maka penulisan hamzah boleh dua keadaan yaitu ditulis diatas alif atau dibawahnya seperti berikut.

 مِنَ الخَطَأِ / مِنَ الخَطَإِ في المبتدأِ / في المبتدإِ 

Apabila huruf sebelum hamzah dari kategori huruf yang penulisanya tidak menyatu dengan alif, maka hamzah tetap menyendiri. Seperti

 جُزْءًا / بَدْءًا 

Namun apabila dari kategori huruf yang penulisanya menyatu dengan alif, maka hamzah ditulis diatas iya. Seperti

 عَبَئًا / شَيْئًا / فيئًا 

Maksud dari penulisan menyatu yaitu seperti ini. Misalkan huruf-huruf ذ / د / ر / و apabila disatukan dengan alif, mereka tetap ditulis menyendiri. Berbeda dengan huruf ي / ب / ت / ن ketika disatukan dengan alif, ditulis seperti ini با / نا / تا / يا dll. 


9. Hamzah qatha’ ketika didahului hamzah istifham 

Ketika Hamzah qatha’ didahului hamzah istifham, dia ditulis dengan tiga keadaan yaitu ditulis di atas alif (أ) apabila fathah, di atas wawu apabila dhammah dan di atas iya apabila kasrah. Contoh

 أَأَنتَ قُلْتَ لِلنَّاسِ اتَّخِذُونِي ؟ المائِدة ١١٦ 

أَأَحْضُرُ غَدًا ؟ 

أَئِفْكًا آلِهَةً دُونَ اللَّهِ تُرِيدُونَ. الصافات ٨٦

 أَؤُجِيْبُ عَنِ الأسئِلَةِ ؟ 

قُلْ أَؤُنَبِّئُكُم بِخَيْرٍ مِّن ذَٰلِكُمْ. العمران ١٥ 

Referensi:

 أ.د محمد خليل نصر الله و أ.د محمد صالح توفيق، تاريخ القرآن الكريم ولغته ص ١٠٠-١٥٥ 

أبو رزق. الإملاء الصحيح، ص ١٥ 

أحمد الهاشمي. جواهر الإملاء، ص ١٤٥ 

حسين والي. كتاب الإملاء ، ص ١١٦ 

عبد السلام هارون. قواعد الإملاء، ص ٤٠ 

عبد العليم إبراهيم. الإملاء والترقيم، ص ٧٦

 

10. Latihan Soal Terkait Materi Hamzah Qatha’ dan Washal

 السؤال الأول : صوّب الجمل الآتية إملائيا مع بيان السبب 

١. إجتمعت هيأة الإتحاد القومي

٢. إشرح مع التمثيل وأذكر القاعدة

٣. إحمد الله تعالى وإستغفره وإستعنه

 ٤. الاباء محبون أبناؤهم

 ٥. بعد قرائتك لآيات من القرآن الكريم تشعر بطمئنينة

 ٦. سمعت نداءا ولقيت صديقي مساءا 

السؤال الثاني : أكمل المحذوف من أول كل كلمة مما يأتي بألف وصل أو همزة قطع

 ….ثنان …كرمت …مرأة…خت…ستبانة…بنة… نطلق…كرام…ذا…حْمد 

السؤال الثالث : اذكر سبب كتابة ألف الوصل أو همزة القطع في كل جملة مع ذكر السبب

 ١. اتحاد كرة القدم ينظم قواعد اللعبة

 ٢. يوم الامتحان يكرم المرء أو يهان

 ٣. اشرب الشاي ساخنا

 ٤. من استمسك بالحق فاز

Demikian pembahasan materi hamzah qatha’ dan alif washal. Wallahu’alam


Share:

Khat Imla - Alif Layyinah dan Alif Yabisah

 


Alif Layyinah dan Alif Yabisah

Pengertian 

Alif adalah huruf tertentu yang tidak menerima harokat. Alif itu ada dua macam, yaitu  alif yabîsah  dan alif layyinah.  Alif yabîsah adalah huruf  alif (tertentu) yang menerima harakat. Huruf alif  ini distilahkan dengan hamzah, sementara Yalif layyinah adalah huruf alif yang tidak menerima harakat.  Dan ini diistilahkan dengan alif.  

Alif yabîsah  (hamzah) terdapat di awal, tengah dan akhir kata.

Diawal  kata seperti ; أعطي, أخذ, أكل  ,

ditengah kata seperti;   سأل, لئم   

dan di akhir kata seperti; نبأ, قرأ.. 

Alif layyinah yaitu alif yang tidak menerima harakat seperti alif pada kata   قال, دعا, رمى   .

Dan mempunyai dua tempat, yaitu ditengah kalimat dan akhir kalimat.


Cara Penulisan Alif Layyinah Ditengah Kalimat

Alif layyinah yang berada ditengah kalimat secara muthlaq ditulis dengan alif baik menengahinya tersebut disebabkan oleh huruf asal,

Contoh: قال, قام, صام, نام,   atau selainnya,

Contoh: فتاه, ليلاى, مقتضام, يخشاه, يرضاه, يخشانى, إلام, علام, حتام


Cara Penulisan Alif Layyinah Diakhir Kalimat

Alif layyinah yang berada diakhir kalimat ditulis dengan ya’ didalam tujuh tempat, yaitu ;

1.      Didalam setiap isim yang terdiri dari tiga huruf yang terdapat alif pengganti dari ya’. Contoh: الفتى, الهدى 

kalau alifnya mengganti wawu maka ditulis alif.

Contoh: القفا, العصا, العلا, العصا

2.      Didalam setiap isim arobi yang lebih dari tiga huruf dan huruf sebelum terahir bukan ya’

Contoh: صغرى, كبرى, حبلى, خجلى,  

dan kalau huruf sebelum terakhir berupa ya’ maka ditulis alif dengan secara mutlaq

Contoh: دنيا, قضايا, ريا, محيا, ثريا

3.      Didalam lima isim alam ajami

Contoh  موسى, عيسى, متى, كسرى, بخارى

dan isim alam yang selain lima isim alam ini ditulis dengan alif

Contoh دارا, زليخا, يافا, بنها, شبرا

4.      Didalam lima isim mabni

Contoh لدى, أنى, متى, اولى, الالى 

selain lima isim mabni tersebut ditulis dengan alif

Contoh مهما, أنا, إذا

5.      Didalam setiap fi’il tiga huruf yang alifnya mengganti dari ya’

Contoh سعى, مشى, رعى, رمى 

dan kalau alifnya mengganti wawu maka ditulis alif.

Contoh  دعا, غزا, عفا 

dan ada sebagian ulama menulis bagian yang kelima ini dengan alif secara muthlak.

6.      Didalam setiap fi’il yang lebih dari tiga huruf apabila huruf sebelum alif bukan ya’

Contoh: أهدى, اهتدى, اتى, خلى, صلى 

dan apabila berupa ya’ maka ditulis alif karena benci berkumpulnya dua bentuk ya’.

Contoh: يحيىا, استحيا, تبيا, تزيا

7.      Didalam empat huruf seperti الى, على, حتى, بلى 

sedangkan huruf yang lain ditulis alif

Contoh: لا, هلا, خلا,

Dan didalam keterangan diatas terdapat dua qaidah yang umum, yaitu ;

Setiap alif yang berada didalam kalimat yang fa’ atau ain fi’ilnya berupa wawu maka ditulis dengan ya’.

Contoh وعى, وقى, جوى, هوى

Setiap alif yang berada didalam kalimat yang ain fi’ilnya berupa hamzah juga ditulis dengan alif karena ulama benci kepada berkumpulnya dua alif.

Contoh: بأى, شأى, فأى


Membedakan Penulisan  Alif Maqshûrah dan Alif Mamdûdah

Penulisan alif diakhir kata sering terjadi kesalahan, karena alif tersebut dari segi pengucapan sama tetapi dari segi penulisan berbeda. Ada yang ditulis dalam bentuk alif (ا) sebagaimana lazimnya, ada yang ditulis dalam bentuk ya ( ى ) dan adapula dalam bentuk (اء). Banyak terjadi kesalahan karena ketiga-tiganya sama-sama terdengar dalam bentuk suara ‘A’. 

Dalam hal ini, Saudara hendaknya dapat membedakan penulisan alif tersebut dengan cara mengetahui kapan alif ditulis dalam bentuk

(ا) dan kapan pula ditulis dalam bentuk ya ( ى ).

 

1.      Penulisan Alif Maqshûrah

Alif maksura, alif maqsurah "ى" (bahasa Arab: ألف مقصورة, alif maqshuurat) adalah salah satu huruf Arab yang merupakan varian dari huruf alif, alif maksura bukanlah salah satu dari ke-28 huruf hijaiah/ huruf Arab. Alif maksura melambangkan fonem /a/ yang dibaca panjang dan selalu berada di akhir dalam keadaan mad dan tidak pernah mendapatkan tasykil lain sepertifathah, kasrah atau dommah.

Alif maksura serupa dengan huruf ya ي namun tanpa dua titik di bawahnya, dan menurut aturan baku bahasa Arab standar, huruf ini berbeda dengan huruf ya sehingga sering menimbulkan kesalahan dalam penulisan, seperti pada lafaz فى yang seharusnya ditulis في, walaupun alif maksura terlihat serupa dengan huruf ya dalam bahasa Persia.

Contoh penggunaan alif maksura pada lafaz يحيى yang serupa dengan يحيا , /Yahya/.

Cara penulisan huruf (ى)

Posisi Lepas

Posisi Awal

Posisi Tengah

Posisi Akhir

ى

(Tidak ada)

(Tidak ada)

ـى

 

Cara penulisan huruf (ي)

Posisi Lepas

Posisi Awal

Posisi Tengah

Posisi Akhir

ي

يـ

ـيـ

ـي

 

Alif maqsûrah adalah alif yang terdapat diakhir isim mu’rab (yang menerima i’rab) . Alif ini tidak asli, ada karena perubahan dari و  seperti  عصا  , perubahan dari ي  seperti فتى   dan adapula tambahan untuk penanda ta’nits seperti  حبلى, ذكرى, عطشى .

Cara penulisan alif Maqshûrah;

a) Apabila terdapat “alif” pada huruf yang keempat atau lebih diakhir kata isim (kata benda) dan fi’il (kata kerja), ditulis dalam bentuk ya ( ى ) tanpa titik, seperti;

 

استقوى,ـ أعطى, أغنى ,

 , مرتضى , ليلى , ذكرى

Tanpa memandang apakah ia berasal dari “ya” atau “alif”. Sementara apabila sebelumnya huruf ‘ya”, maka ditulis dalam bentuk “alif”, seperti ;

دنيا ـ يحيا ـ خطايا ـ استحيا.

b) Apabila  “alif” tersebut datang pada huruf ketiga, terlebih dahulu dilihat asalnya. Alif  yang asalnya dari “waw”  (و ) atau tidak jelas asalnya, maka ditulis dalam bentuk “alif”. Seperti:

عصا , ذرا , خطا , غزا , دنا , مشى , هدى , سعى , جرى

عدا, دعا, عفا , علا , ذرا

c) Apabila berasal dari ‎”ya”; maka ditulis dalam bentuk “ya” tanpa titik, seperti;

قضى, فتى , رحى , رمى , مُدى

Untuk mengetahui asal  alif tersebut, dapat dilakukan dengan men “tatsniyah” kan (dibuat kedalam bentuk dua) apabila dalam bentuk mufrad (tunggal) , misalnya :

عصا - رحى ، عصوان – رحيان

Sementara apabila dalam bentuk jama’, dikembalikan kepada bentuk mufrad, seperti;

ذرا - مُدى ، ذروة - خطا ، مدية – خطوة

Apabila dalam bentuk fi’il, dapat diubah kepada bentuk fi’il mudhâri’, seperti; 

غزا - يغزو ، دعا - يدعو ، رمى - يرمى

2.      Penulisan Alif mamdûdah

Alif mamdûdah adalah alif tambahan pada isim (kata benda) seperti السماء, الصحراء. Alif mamdûdah ada yang berasal dari “waw” seperti   سماء  berasal dari  سماو. Ada yang berasal dari “ya”   بناَّء, مشَّاء berasal dari  بنايٌ , مشايٌ. Ada juga tambahan sebagai pertanda untuk ta’nits (pr) seperti  حسناء , حمراء .


Alif Thowilah/ Mamdudah Di Akhir Kata

Alif thowilah ditulis pada selain tempat-tempat alif maqshurah yaitu  :

1.      Pada isim tsulasy jika asal alif-nya adalah wawu

contohnya: العصا، القفا ، العلا ، الججا

(untuk mengetahui asal alif adalah  wawu atau ya’ yaitu dengan mentasniyahkan/ men-jamak-kannya

Contoh: فتى : فتيَانِ ، عصا : عصوَانِ / فتى : فِتْيانُ ، عصا : عصوات

2.      Pada isim ruba’I, khumasi, dan sudasi jika alif layyinah-nya didahului oleh huruf ya’

contoh : ثريا، محيّا، عُليا، منايا، دنيا، مطايا.

3.      Pada semua isim ajam seperti :  بريطانيا، إسبانيا، فرنسا، إيطاليا، اندونيسيا،

4.      Setelah tanwin nashob

contohnya : كفاك لعبا، أشبعته ضربا، قدمت له عونا

5.      Dalam isim mabni seperti dhomir dan istifham, syarth, dan isyarah yang diakhiri alif layyinah

contoh : أنا، ماذا، حيثما، هذا

6.      Fi’il tsulasy jika alif layinah-nya asalnya huruf wawu seperti :  دنا، سما، صحا، علا، غزى

7.      Fi’il tsulasi jika alif layyinah-nya didahului oleh ya’

contoh : أعيا، تزياّ، استحيا، تبياّ، يحيا

8.      Setelah wawu jama’ah

contoh : علموا، غادروا، أحاطوا

9.      Alif tasniyah dalam isim dan fi’il

contoh: لاعبا الكرة، صاعدا الجبل ، كاتبا الرسالة

10.            beberapa huruf yang diakhiri alif seperti : لا، كلا، هلا، ما، لولا، خلا، عدا، حشاdikecualikan haruf : إلى ـ بلى ـ على ـ حتىAlif layyinah yang berada diakhir kalimat ditulis dengan ya’ didalam tujuh tempat, yaitu ;

1.      Didalam setiap isim yang terdiri dari tiga huruf yang terdapat alif pengganti dari ya’. Contoh: الفتى, الهدى 

kalau alifnya mengganti wawu maka ditulis alif.

Contoh: القفا, العصا, العلا, العصا

2.      Didalam setiap isim arobi yang lebih dari tiga huruf dan huruf sebelum terahir bukan ya’

Contoh: صغرى, كبرى, حبلى, خجلى,  

dan kalau huruf sebelum terakhir berupa ya’ maka ditulis alif dengan secara mutlaq

Contoh: دنيا, قضايا, ريا, محيا, ثريا

3.      Didalam lima isim alam ajami

Contoh  موسى, عيسى, متى, كسرى, بخارى

dan isim alam yang selain lima isim alam ini ditulis dengan alif

Contoh دارا, زليخا, يافا, بنها, شبرا

4.      Didalam lima isim mabni

Contoh لدى, أنى, متى, اولى, الالى 

selain lima isim mabni tersebut ditulis dengan alif

Contoh مهما, أنا, إذا

5.      Didalam setiap fi’il tiga huruf yang alifnya mengganti dari ya’

Contoh سعى, مشى, رعى, رمى 

dan kalau alifnya mengganti wawu maka ditulis alif.

Contoh  دعا, غزا, عفا 

dan ada sebagian ulama menulis bagian yang kelima ini dengan alif secara muthlak.

6.      Didalam setiap fi’il yang lebih dari tiga huruf apabila huruf sebelum alif bukan ya’

Contoh: أهدى, اهتدى, اتى, خلى, صلى 

dan apabila berupa ya’ maka ditulis alif karena benci berkumpulnya dua bentuk ya’.

Contoh: يحيىا, استحيا, تبيا, تزيا

7.      Didalam empat huruf seperti الى, على, حتى, بلى 

sedangkan huruf yang lain ditulis alif

Contoh: لا, هلا, خلا,

Dan didalam keterangan diatas terdapat dua qaidah yang umum, yaitu ;

Setiap alif yang berada didalam kalimat yang fa’ atau ain fi’ilnya berupa wawu maka ditulis dengan ya’.

Contoh وعى, وقى, جوى, هوى

Setiap alif yang berada didalam kalimat yang ain fi’ilnya berupa hamzah juga ditulis dengan alif karena ulama benci kepada berkumpulnya dua alif.

Contoh: بأى, شأى, فأى


Membedakan Penulisan  Alif Maqshûrah dan Alif Mamdûdah

Penulisan alif diakhir kata sering terjadi kesalahan, karena alif tersebut dari segi pengucapan sama tetapi dari segi penulisan berbeda. Ada yang ditulis dalam bentuk alif (ا) sebagaimana lazimnya, ada yang ditulis dalam bentuk ya ( ى ) dan adapula dalam bentuk (اء). Banyak terjadi kesalahan karena ketiga-tiganya sama-sama terdengar dalam bentuk suara ‘A’. 

Dalam hal ini, Saudara hendaknya dapat membedakan penulisan alif tersebut dengan cara mengetahui kapan alif ditulis dalam bentuk

(ا) dan kapan pula ditulis dalam bentuk ya ( ى ).

 

1.      Penulisan Alif Maqshûrah

Alif maksura, alif maqsurah "ى" (bahasa Arab: ألف مقصورة, alif maqshuurat) adalah salah satu huruf Arab yang merupakan varian dari huruf alif, alif maksura bukanlah salah satu dari ke-28 huruf hijaiah/ huruf Arab. Alif maksura melambangkan fonem /a/ yang dibaca panjang dan selalu berada di akhir dalam keadaan mad dan tidak pernah mendapatkan tasykil lain sepertifathah, kasrah atau dommah.

Alif maksura serupa dengan huruf ya ي namun tanpa dua titik di bawahnya, dan menurut aturan baku bahasa Arab standar, huruf ini berbeda dengan huruf ya sehingga sering menimbulkan kesalahan dalam penulisan, seperti pada lafaz فى yang seharusnya ditulis في, walaupun alif maksura terlihat serupa dengan huruf ya dalam bahasa Persia.

Contoh penggunaan alif maksura pada lafaz يحيى yang serupa dengan يحيا , /Yahya/.

Cara penulisan huruf (ى)

Posisi Lepas

Posisi Awal

Posisi Tengah

Posisi Akhir

ى

(Tidak ada)

(Tidak ada)

ـى

 

Cara penulisan huruf (ي)

Posisi Lepas

Posisi Awal

Posisi Tengah

Posisi Akhir

ي

يـ

ـيـ

ـي

 

Alif maqsûrah adalah alif yang terdapat diakhir isim mu’rab (yang menerima i’rab) . Alif ini tidak asli, ada karena perubahan dari و  seperti  عصا  , perubahan dari ي  seperti فتى   dan adapula tambahan untuk penanda ta’nits seperti  حبلى, ذكرى, عطشى .

Cara penulisan alif Maqshûrah;

a) Apabila terdapat “alif” pada huruf yang keempat atau lebih diakhir kata isim (kata benda) dan fi’il (kata kerja), ditulis dalam bentuk ya ( ى ) tanpa titik, seperti;

 استقوى,ـ أعطى, أغنى ,

 , مرتضى , ليلى , ذكرى

Tanpa memandang apakah ia berasal dari “ya” atau “alif”. Sementara apabila sebelumnya huruf ‘ya”, maka ditulis dalam bentuk “alif”, seperti ;

دنيا ـ يحيا ـ خطايا ـ استحيا.

b) Apabila  “alif” tersebut datang pada huruf ketiga, terlebih dahulu dilihat asalnya. Alif  yang asalnya dari “waw”  (و ) atau tidak jelas asalnya, maka ditulis dalam bentuk “alif”. Seperti:

عصا , ذرا , خطا , غزا , دنا , مشى , هدى , سعى , جرى

عدا, دعا, عفا , علا , ذرا

c) Apabila berasal dari ‎”ya”; maka ditulis dalam bentuk “ya” tanpa titik, seperti;

قضى, فتى , رحى , رمى , مُدى

Untuk mengetahui asal  alif tersebut, dapat dilakukan dengan men “tatsniyah” kan (dibuat kedalam bentuk dua) apabila dalam bentuk mufrad (tunggal) , misalnya :

عصا - رحى ، عصوان – رحيان

Sementara apabila dalam bentuk jama’, dikembalikan kepada bentuk mufrad, seperti;

ذرا - مُدى ، ذروة - خطا ، مدية – خطوة

Apabila dalam bentuk fi’il, dapat diubah kepada bentuk fi’il mudhâri’, seperti; 

غزا - يغزو ، دعا - يدعو ، رمى - يرمى

2.      Penulisan Alif mamdûdah

Alif mamdûdah adalah alif tambahan pada isim (kata benda) seperti السماء, الصحراء. Alif mamdûdah ada yang berasal dari “waw” seperti   سماء  berasal dari  سماو. Ada yang berasal dari “ya”   بناَّء, مشَّاء berasal dari  بنايٌ , مشايٌ. Ada juga tambahan sebagai pertanda untuk ta’nits (pr) seperti  حسناء , حمراء .


Alif Thowilah/ Mamdudah Di Akhir Kata

Alif thowilah ditulis pada selain tempat-tempat alif maqshurah yaitu  :

1.      Pada isim tsulasy jika asal alif-nya adalah wawu

contohnya: العصا، القفا ، العلا ، الججا

(untuk mengetahui asal alif adalah  wawu atau ya’ yaitu dengan mentasniyahkan/ men-jamak-kannya

Contoh: فتى : فتيَانِ ، عصا : عصوَانِ / فتى : فِتْيانُ ، عصا : عصوات

2.      Pada isim ruba’I, khumasi, dan sudasi jika alif layyinah-nya didahului oleh huruf ya’

contoh : ثريا، محيّا، عُليا، منايا، دنيا، مطايا.

3.      Pada semua isim ajam seperti :  بريطانيا، إسبانيا، فرنسا، إيطاليا، اندونيسيا،

4.      Setelah tanwin nashob

contohnya : كفاك لعبا، أشبعته ضربا، قدمت له عونا

5.      Dalam isim mabni seperti dhomir dan istifham, syarth, dan isyarah yang diakhiri alif layyinah

contoh : أنا، ماذا، حيثما، هذا

6.      Fi’il tsulasy jika alif layinah-nya asalnya huruf wawu seperti :  دنا، سما، صحا، علا، غزى

7.      Fi’il tsulasi jika alif layyinah-nya didahului oleh ya’

contoh : أعيا، تزياّ، استحيا، تبياّ، يحيا

8.      Setelah wawu jama’ah

contoh : علموا، غادروا، أحاطوا

9.      Alif tasniyah dalam isim dan fi’il

contoh: لاعبا الكرة، صاعدا الجبل ، كاتبا الرسالة

10.            beberapa huruf yang diakhiri alif seperti : لا، كلا، هلا، ما، لولا، خلا، عدا، حشاdikecualikan haruf : إلى ـ بلى ـ على ـ حتى

Share:

Blog Pembelajaran Bahasa Arab

This blog contains Blog Pendidikan bahasa Arab

Search This Blog

Powered by Blogger.

Blog Archive

Recent Posts

Unordered List

  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit.
  • Aliquam tincidunt mauris eu risus.
  • Vestibulum auctor dapibus neque.

Pages

Theme Support

Need our help to upload or customize this blogger template? Contact me with details about the theme customization you need.